NAMA
: SASTIA JULIANA
KELAS:
2PA06
NPM : 18513293
STRES
Stress adalah bentuk ketegangan dari fisik, psikis, emosi
maupun mental. Bentuk ketegangan ini mempengaruhi kinerja keseharian seseorang.
Bahkan stress dapat membuat produktivitas menurun, rasa sakit dan
gangguan-gangguan mental. Pada dasarnya, stress adalah sebuah bentuk
ketegangan, baik fisik maupun mental. Sumber stress disebut dengan stressor dan
ketegangan yang di akibatkan karena stress, disebut strain.
Menurut Robbins (2001) stress juga dapat diartikan sebagai
suatu kondisi yang menekan keadaan psikis seseorang dalam mencapai suatu
kesempatan dimana untuk mencapai kesempatan tersebut terdapat batasan atau
penghalang. Dan apabila pengertian stress dikaitkan dengan penelitian ini maka
stress itu sendiri adalah suatu kondisi yang mempengaruhi keadaan fisik atau
psikis seseorang karena adanya tekanan dari dalam ataupun dari luar diri
seseorang yang dapat mengganggu pelaksanaan kerja mereka.
Menurut Woolfolk dan Richardson (1979) menyatakan bahwa
adanya system kognitif, apresiasi stress menyebabkan segala peristiwa yang
terjadi disekitar kita akan dihayati sebagai suatu stress berdasarkan arti atau
interprestasi yang kita berikan terhadap peristiwa tersebut, dan bukan karena
peristiwa itu sendiri.Karenanya dikatakan bahwa stress adalah suatu persepsi
dari ancaman atau dari suatu bayangan akan adanya ketidaksenangan yang
menggerakkan, menyiagakan atau mambuat aktif organisme.
Sedangkan menurut Handoko (1997), stress adalah suatu
kondisi ketegangan yang mempengaruhi emosi, proses berpikir dan kondisi
seseorang. Stress yang terlalu besar dapat mengancam kemampuan seseorang untuk
menghadapi lingkungannya.
Arti Penting Strees :
Stress menurut Hans Selye 1976 merupakan respon tubuh
yang bersifat tidak spesifik terhadap setiap tuntutan atau beban atasnya.
Berdasarkan pengertian tersebut dapat dikatakan stress apabila seseorang
mengalami beban atau tugas yang berat tetapi orang tersebut tidak dapat
mengatasi tugas yang dibebankan itu, maka tubuh akan berespon dengan tidak
mampu terhadap tugas tersebut, sehingga orang tersebut dapat mengalami stress.
Respons atau tindakan ini termasuk respons fisiologis dan psikologis.
Efek-efek stress menurut Hans selye :
Stress dapat menyebabkan perasaan negatif atau yang
berlawanan dengan apa yang diinginkan atau mengancam kesejahteraan emosional.
Stress dapat menggangu cara seseorang dalam menyerap realitas,
menyelesaikan masalah, berfikir secara
umum dan hubungan seseorang dan rasa memiliki. Terjadinya stress
dapat disebabkan oleh sesuatu yang dinamakan stressor,stressor ialah stimuli
yang mengawali atau mencetuskan perubahan. Stressor secara umum dapat
diklasifikasikan sebagai stressor internal atau eksternal.Stressor internal berasal dari dalam diri
seseorang (mis. Kondisi sakit,menopause, dll ). Stressor eksternal
berasal dari luar diri seseorang atau lingkuangan
(mis. Kematian anggota keluarga, masalah di tempat kerja, dll ).
Faktor-faktor individual dan sosial yang menjadi penyebab
stress :
Sumber-sumber stress
didalam diri seseorang : Kadang-kadang sumber stress itu ada didalam diri
seseorang. Salah satunya melalui kesakitan. Tingkatan stress yang muncul
tergantung pada rasa sakit dan umur inividu(sarafino,1990). Stress juga akan
muncul dalam seseorang melalui penilaian dari kekuatan motivasional yang
melawan, bila seseorang mengalami konflik. Konflik merupakan sumber stress yang
utama.
Sumber-sumber stress di
dalam keluarga : Stress di sini juga dapat bersumber dari interaksi di antara
para anggota keluarga, seperti : perselisihan dalam masalah keuangan, perasaan
saling acuh tak acuh, tujuan-tujuan yang saling berbeda dll. Misalnya :
perbedaan keinginan tentang acara televisi yang akan ditonton, perselisihan
antara orang tua dan anak-anak yang menyetel tape-nya keras-keras, tinggal di
suatu lingkungan yang terlalu sesak, kehadiran adik baru. Khusus pada
penambahan adik baru ini, dapat menimbulkan perasaan stress terutama pada diri
ibu yang selama hamil (selain perasaan senang, tentu), dan setelah kelahiran.
Rasa stress pada ayah sehubungan dengan adanya anggota baru dalam keluarga,
sebagai kekhawatiran akan berubahnya interaksi dengan ibu sebagai istrinya atau
kekhawatiran akan tambahan biaya. Pra orang tua yang kehilangan anak-anaknya
atau pasanganya karena kematian akan merasa kehilangan arti (sarafino,1990).
Sumber-sumber stress didalam
komunitas dan lingkungan : interaksi subjek diluar lingkungan keluarga
melengkapi sumber-sumber stress. Contohnya : pengalaman stress anak-anak
disekolah dan di beberapa kejadian kompetitif, seperti olahraga. Sedangkan
beberapa pengalaman stress oang tua bersumber dari pekerjaannya, dan lingkungan
yang stressful sifatnya. Khususnya ‘occupational stress’ telah diteliti secra
luas.
Pekerjaan dan stress : Hampir semua
orang didalam kehidupan mereka mengalami stress sehubungan denga pekerjaan
mereka. Tidak jarang situasi yang ‘stressful’ ini kecil saja dan tidak berarti,
tetapi bagi banyak orang situasi stress itu begitu sangat terasa dan
berkelanjutan didalam jangka waktu yang lama. Faktor-faktor yang membuat
pekerjaan itu ‘stressful’ ialah :
1. Tuntutan kerja :
pekerjaan yang terlalu banyak dan membuat orang bekerja terlalu keras dan
lembur, karena keharusan mengerjakannya.
2. Jenis pekerjaan :
jenis pekerjaan itu sendiri sudah lebih ‘stressful’ dari pada jenis pekerjaan
lainnya. Pekerjaan itu misalnya : jenis pekerjaan yang memberikan penilaian
atas penampilan kerja bawahannya (supervisi), guru, dan dosen.
3. Pekerjaan yang
menuntut tanggung jawab bagi kehidupan manusia : contohnya tenaga medis
mempunyai beban kerja yang berat dan harus menghadapi situasi kehidupan dan
kematian setiap harinya. Membuat kesalahan dapat menimbulkan konsekuensi yang
serius.
Menurut Sarafino (1990) stress kerja dapat disebabkan
karena :
a. Lingkungan
fisik yang terlalu menekan
b. Kurangnya kontrol
yang dirasakan
c. Kurangnya
hubungan interpersonal
d. Kurangnya pengakuan
terhadap kemajuan kerja
Stress yang berasal dari lingkungan :
lingkungan yang dimaksud disni adalah lingkungan fisik, seperti : kebisingan,
suhu yang terlalu panas, kesesakan, dan angin badai (tornado,tsunami). Stressor
lingkungan mencakup juga stressor secara makro seperti migrasi, kerugian akibat
teknologi modern seperti kecelakaan lalu lintas, bencana nuklir (Peterson dkk,
1991) dan faktor sekolah (Graham,1989).
The General Adaptation Syndrome (GAS)
Dengan bahasa latin, Hans Selye,M.D. menjelaskan tahapan
stress ini dan menyebutkan sebagai The General
Adaptation Syndrome (GAS), menurut Selye
GAS juga terdiri dari 3 tahap :
1. Reaksi terkejut
(alarm reaction) ketika tubuh mulai mendeteksi stimulus dari luar
2. Adaptasi
(adaptation) ketika mengeluarkan perangkat pertahanan melawan sumber stress
(stressor).
3. Kelelahan
(exhaustion) ketika tubuh mulai kehabisan daya pertahanannya.
Tipe-tipe stress :
1. Tekanan
: hasil hubungan antara peristiwa-peristiwa persekitaran dengan individu. Paras
tekanan yang dihasilkan akan bergantung kepada sumber tekanan dan cara individu
tersebut bertindak balas. Tekanan mental adalah sebagian daripada kehidupan
harian. Ia merujuk kepada kaedah yang menyebabkan ketenangan individu terasa di
ancam oleh peristiwa persekitaran dan menyebabkan individu tersebut bertindak
balas. Anda boleh mengalami tekanan ketika di tempat kerja, menyesuaikan diri
dengan persekitaran baru, atau melalui hubungan sosial. Tekanan mental yang
sederhana boleh menjadi pendorong kepada satu-satu tindakan dan pencapaian
tetapi kalau tekanan mental anda itu terlalu tinggi, ia boleh menimbulkan
masalah sosial dan seterusnya menggangu kesehatan anda.
2. Frustasi
: adalah suatu harapan yang diinginkan dan kenyataan yang terjadi tidak
sesuai dengan yang diharapkan.
3. Konflik
: Berasal dari kata kerja latin configere yang
berarti saling memukul. Secara sosiologis, konflik diartikan sebagai suatu
proses sosial antara dua orang atau lebih (bisa juga kelompok) dimana salah
satu pihak berusaha menyingkirkan pihak lain dengan menghancurkannya atau
membuatnya tidak berdaya.
4. Kecemasan
: Banyak pengertian/definisi yang dirumuskan oleh para ahli dalam merumuskan
pengertian tentang kecemasan. Beberapa ahli yang mencoba untuk mengemukakan
definisi kecemasan, antara lain :
· Maramis
(1995) menyatakan bahwa kecemasan adalah suatu ketegangan, rasa tidak aman,
kekhawatiran, yang timbul karena dirasakan akan mengalami kejadian yang tidak
menyenangkan.
· Lazarus
(1991) menyatakan bahwa kecemasan adalah reaksi individu terhadap hal yang akan
dihadapi. Kecemasan merupakan suatu perasaan yang menyakitkan, seperti
kegelisahan, kebingungan, dan sebagainya, yang berhubungan dengan aspek
subyektif emosi. Kecemasan merupakan gejala yang biasa pada saat ini, karena
itu disepanjang perjalanan hidup manusia, mulai lahir sampai menjelang
kematian, rasa cemas sering kali ada.
· Saranson
dan Spielberger (dalam Darmawanti 1998) menyatakan bahwa kecemasan merupakan
reaksi terhadap suatu pengalaman yang bagi individu dirasakan sebagai ancaman.
Rasa cemas adalah perasaan tidak menentu, panik, takut, tanpa mengetahui apa
yang ditakutkan dan tidak dapat menghilangkan perasaan gelisah dan rasa cemas
tersebut.
· Tjakrawerdaya
(1987) mengemukakan bahwa kecemasan atau anxietas adalah efek atau perasaan
yang tidak menyenangkan berupa ketegangan, rasa tidak aman dan ketakutan yang
timbul karena dirasakan akan terjadi sesuatu yang mengecewakan tetapi sumbernya
sebagian besar tidak disadari oleh yang bersangkutan.
Pendekatan problem solving terhadap
stress
Strategi koping yang spontan mengatasi strees :
Dukungan sosial dan konsep-konsep terkait : beberapa
penulis meletakkan dukungan sosial terutama dalam konteks hubungan yang akrab atau
‘kualitas hubungan’ (Winnubst dkk,1988). Menurut Robin & Salovey (1989)
perkawinan dan keluarga barangkali merupakan sumber dukungan sosial yang
penting. Akrab adalah penting dalam masalah dukungan sosial, dan hanya mereka
yang tidak terjalin suatu keakraban berada pada resiko. Para ilmuan lainnya
menetapkan dukungan sosial dalam rangka jejaring
sosial. Wellman(1985) meletakkan dukungan sosial didalam analisis
jaringan yang lebih longgar : dukungan sosial yan hanya dapat dipahami kalau
orang tahu tentang struktur jaringan yang lebih luas yang didalamnya seorang
terintegrasi. Segi-segi struktural jaringan ini mencangkup
pengaturan-pengaturan hidup, frekuensi kontak, keikutsertaan dalam kegiatan
sosial, keterlibatan dalam jaringan sosial (Ritter,1988). Rook (1985)
menganggap dukungan sosial sebagai satu diantara fungsi pertalian (atau ikatan) sosial. Segi-segi
fungsional mencangkup : dukungan emosional, mendorong adanya ungkapan perasaan,
pemberian nasehat atau informasi, pemberian bantuan material (Ritter,
1988). Ikatan-ikatan sosial menggambarkan tingkat dan kualitas umum
dari hubungan interpersonal.
Dukungan sosial sebagai ‘kognisi’ atau
‘fakta sosial’ : “Dukungan sosial terdiri dari informasi atau nasehat verbal
dan/atau non-verbal, bantuan nyata, atau tindakan yang diberikan oleh keakraban
sosial atau didapat karena kehadiran mereka dan mempunyai manfaat emosional
atau efek perilaku bagi pihak penerimaan”(Gottlieb, 1983).
Jenis dukungan sosial :
o Dukungan emosional
o Dukungan penghargaan
o Dukungan instrumental
o Dukungan informatif
v
Sumber :
Christian,M.2005.Jinakkan stress.Bandung:Nexx Media
Smet,Bart.1994.Psikologi kesehatan.Jakarta:Gramedia.
NAMA
: SASTIA JULIANA
KELAS:
2PA06
NPM : 18512393
STRES
Stress adalah bentuk ketegangan dari fisik, psikis, emosi
maupun mental. Bentuk ketegangan ini mempengaruhi kinerja keseharian seseorang.
Bahkan stress dapat membuat produktivitas menurun, rasa sakit dan
gangguan-gangguan mental. Pada dasarnya, stress adalah sebuah bentuk
ketegangan, baik fisik maupun mental. Sumber stress disebut dengan stressor dan
ketegangan yang di akibatkan karena stress, disebut strain.
Menurut Robbins (2001) stress juga dapat diartikan sebagai
suatu kondisi yang menekan keadaan psikis seseorang dalam mencapai suatu
kesempatan dimana untuk mencapai kesempatan tersebut terdapat batasan atau
penghalang. Dan apabila pengertian stress dikaitkan dengan penelitian ini maka
stress itu sendiri adalah suatu kondisi yang mempengaruhi keadaan fisik atau
psikis seseorang karena adanya tekanan dari dalam ataupun dari luar diri
seseorang yang dapat mengganggu pelaksanaan kerja mereka.
Menurut Woolfolk dan Richardson (1979) menyatakan bahwa
adanya system kognitif, apresiasi stress menyebabkan segala peristiwa yang
terjadi disekitar kita akan dihayati sebagai suatu stress berdasarkan arti atau
interprestasi yang kita berikan terhadap peristiwa tersebut, dan bukan karena
peristiwa itu sendiri.Karenanya dikatakan bahwa stress adalah suatu persepsi
dari ancaman atau dari suatu bayangan akan adanya ketidaksenangan yang
menggerakkan, menyiagakan atau mambuat aktif organisme.
Sedangkan menurut Handoko (1997), stress adalah suatu
kondisi ketegangan yang mempengaruhi emosi, proses berpikir dan kondisi
seseorang. Stress yang terlalu besar dapat mengancam kemampuan seseorang untuk
menghadapi lingkungannya.
Arti Penting Strees :
Stress menurut Hans Selye 1976 merupakan respon tubuh
yang bersifat tidak spesifik terhadap setiap tuntutan atau beban atasnya.
Berdasarkan pengertian tersebut dapat dikatakan stress apabila seseorang
mengalami beban atau tugas yang berat tetapi orang tersebut tidak dapat
mengatasi tugas yang dibebankan itu, maka tubuh akan berespon dengan tidak
mampu terhadap tugas tersebut, sehingga orang tersebut dapat mengalami stress.
Respons atau tindakan ini termasuk respons fisiologis dan psikologis.
Efek-efek stress menurut Hans selye :
Stress dapat menyebabkan perasaan negatif atau yang
berlawanan dengan apa yang diinginkan atau mengancam kesejahteraan emosional.
Stress dapat menggangu cara seseorang dalam menyerap realitas,
menyelesaikan masalah, berfikir secara
umum dan hubungan seseorang dan rasa memiliki. Terjadinya stress
dapat disebabkan oleh sesuatu yang dinamakan stressor,stressor ialah stimuli
yang mengawali atau mencetuskan perubahan. Stressor secara umum dapat
diklasifikasikan sebagai stressor internal atau eksternal.Stressor internal berasal dari dalam diri
seseorang (mis. Kondisi sakit,menopause, dll ). Stressor eksternal
berasal dari luar diri seseorang atau lingkuangan
(mis. Kematian anggota keluarga, masalah di tempat kerja, dll ).
Faktor-faktor individual dan sosial yang menjadi penyebab
stress :
Sumber-sumber stress
didalam diri seseorang : Kadang-kadang sumber stress itu ada didalam diri
seseorang. Salah satunya melalui kesakitan. Tingkatan stress yang muncul
tergantung pada rasa sakit dan umur inividu(sarafino,1990). Stress juga akan
muncul dalam seseorang melalui penilaian dari kekuatan motivasional yang
melawan, bila seseorang mengalami konflik. Konflik merupakan sumber stress yang
utama.
Sumber-sumber stress di
dalam keluarga : Stress di sini juga dapat bersumber dari interaksi di antara
para anggota keluarga, seperti : perselisihan dalam masalah keuangan, perasaan
saling acuh tak acuh, tujuan-tujuan yang saling berbeda dll. Misalnya :
perbedaan keinginan tentang acara televisi yang akan ditonton, perselisihan
antara orang tua dan anak-anak yang menyetel tape-nya keras-keras, tinggal di
suatu lingkungan yang terlalu sesak, kehadiran adik baru. Khusus pada
penambahan adik baru ini, dapat menimbulkan perasaan stress terutama pada diri
ibu yang selama hamil (selain perasaan senang, tentu), dan setelah kelahiran.
Rasa stress pada ayah sehubungan dengan adanya anggota baru dalam keluarga,
sebagai kekhawatiran akan berubahnya interaksi dengan ibu sebagai istrinya atau
kekhawatiran akan tambahan biaya. Pra orang tua yang kehilangan anak-anaknya
atau pasanganya karena kematian akan merasa kehilangan arti (sarafino,1990).
Sumber-sumber stress didalam
komunitas dan lingkungan : interaksi subjek diluar lingkungan keluarga
melengkapi sumber-sumber stress. Contohnya : pengalaman stress anak-anak
disekolah dan di beberapa kejadian kompetitif, seperti olahraga. Sedangkan
beberapa pengalaman stress oang tua bersumber dari pekerjaannya, dan lingkungan
yang stressful sifatnya. Khususnya ‘occupational stress’ telah diteliti secra
luas.
Pekerjaan dan stress : Hampir semua
orang didalam kehidupan mereka mengalami stress sehubungan denga pekerjaan
mereka. Tidak jarang situasi yang ‘stressful’ ini kecil saja dan tidak berarti,
tetapi bagi banyak orang situasi stress itu begitu sangat terasa dan
berkelanjutan didalam jangka waktu yang lama. Faktor-faktor yang membuat
pekerjaan itu ‘stressful’ ialah :
1. Tuntutan kerja :
pekerjaan yang terlalu banyak dan membuat orang bekerja terlalu keras dan
lembur, karena keharusan mengerjakannya.
2. Jenis pekerjaan :
jenis pekerjaan itu sendiri sudah lebih ‘stressful’ dari pada jenis pekerjaan
lainnya. Pekerjaan itu misalnya : jenis pekerjaan yang memberikan penilaian
atas penampilan kerja bawahannya (supervisi), guru, dan dosen.
3. Pekerjaan yang
menuntut tanggung jawab bagi kehidupan manusia : contohnya tenaga medis
mempunyai beban kerja yang berat dan harus menghadapi situasi kehidupan dan
kematian setiap harinya. Membuat kesalahan dapat menimbulkan konsekuensi yang
serius.
Menurut Sarafino (1990) stress kerja dapat disebabkan
karena :
a. Lingkungan
fisik yang terlalu menekan
b. Kurangnya kontrol
yang dirasakan
c. Kurangnya
hubungan interpersonal
d. Kurangnya pengakuan
terhadap kemajuan kerja
Stress yang berasal dari lingkungan :
lingkungan yang dimaksud disni adalah lingkungan fisik, seperti : kebisingan,
suhu yang terlalu panas, kesesakan, dan angin badai (tornado,tsunami). Stressor
lingkungan mencakup juga stressor secara makro seperti migrasi, kerugian akibat
teknologi modern seperti kecelakaan lalu lintas, bencana nuklir (Peterson dkk,
1991) dan faktor sekolah (Graham,1989).
The General Adaptation Syndrome (GAS)
Dengan bahasa latin, Hans Selye,M.D. menjelaskan tahapan
stress ini dan menyebutkan sebagai The General
Adaptation Syndrome (GAS), menurut Selye
GAS juga terdiri dari 3 tahap :
1. Reaksi terkejut
(alarm reaction) ketika tubuh mulai mendeteksi stimulus dari luar
2. Adaptasi
(adaptation) ketika mengeluarkan perangkat pertahanan melawan sumber stress
(stressor).
3. Kelelahan
(exhaustion) ketika tubuh mulai kehabisan daya pertahanannya.
Tipe-tipe stress :
1. Tekanan
: hasil hubungan antara peristiwa-peristiwa persekitaran dengan individu. Paras
tekanan yang dihasilkan akan bergantung kepada sumber tekanan dan cara individu
tersebut bertindak balas. Tekanan mental adalah sebagian daripada kehidupan
harian. Ia merujuk kepada kaedah yang menyebabkan ketenangan individu terasa di
ancam oleh peristiwa persekitaran dan menyebabkan individu tersebut bertindak
balas. Anda boleh mengalami tekanan ketika di tempat kerja, menyesuaikan diri
dengan persekitaran baru, atau melalui hubungan sosial. Tekanan mental yang
sederhana boleh menjadi pendorong kepada satu-satu tindakan dan pencapaian
tetapi kalau tekanan mental anda itu terlalu tinggi, ia boleh menimbulkan
masalah sosial dan seterusnya menggangu kesehatan anda.
2. Frustasi
: adalah suatu harapan yang diinginkan dan kenyataan yang terjadi tidak
sesuai dengan yang diharapkan.
3. Konflik
: Berasal dari kata kerja latin configere yang
berarti saling memukul. Secara sosiologis, konflik diartikan sebagai suatu
proses sosial antara dua orang atau lebih (bisa juga kelompok) dimana salah
satu pihak berusaha menyingkirkan pihak lain dengan menghancurkannya atau
membuatnya tidak berdaya.
4. Kecemasan
: Banyak pengertian/definisi yang dirumuskan oleh para ahli dalam merumuskan
pengertian tentang kecemasan. Beberapa ahli yang mencoba untuk mengemukakan
definisi kecemasan, antara lain :
· Maramis
(1995) menyatakan bahwa kecemasan adalah suatu ketegangan, rasa tidak aman,
kekhawatiran, yang timbul karena dirasakan akan mengalami kejadian yang tidak
menyenangkan.
· Lazarus
(1991) menyatakan bahwa kecemasan adalah reaksi individu terhadap hal yang akan
dihadapi. Kecemasan merupakan suatu perasaan yang menyakitkan, seperti
kegelisahan, kebingungan, dan sebagainya, yang berhubungan dengan aspek
subyektif emosi. Kecemasan merupakan gejala yang biasa pada saat ini, karena
itu disepanjang perjalanan hidup manusia, mulai lahir sampai menjelang
kematian, rasa cemas sering kali ada.
· Saranson
dan Spielberger (dalam Darmawanti 1998) menyatakan bahwa kecemasan merupakan
reaksi terhadap suatu pengalaman yang bagi individu dirasakan sebagai ancaman.
Rasa cemas adalah perasaan tidak menentu, panik, takut, tanpa mengetahui apa
yang ditakutkan dan tidak dapat menghilangkan perasaan gelisah dan rasa cemas
tersebut.
· Tjakrawerdaya
(1987) mengemukakan bahwa kecemasan atau anxietas adalah efek atau perasaan
yang tidak menyenangkan berupa ketegangan, rasa tidak aman dan ketakutan yang
timbul karena dirasakan akan terjadi sesuatu yang mengecewakan tetapi sumbernya
sebagian besar tidak disadari oleh yang bersangkutan.
Pendekatan problem solving terhadap
stress
Strategi koping yang spontan mengatasi strees :
Dukungan sosial dan konsep-konsep terkait : beberapa
penulis meletakkan dukungan sosial terutama dalam konteks hubungan yang akrab atau
‘kualitas hubungan’ (Winnubst dkk,1988). Menurut Robin & Salovey (1989)
perkawinan dan keluarga barangkali merupakan sumber dukungan sosial yang
penting. Akrab adalah penting dalam masalah dukungan sosial, dan hanya mereka
yang tidak terjalin suatu keakraban berada pada resiko. Para ilmuan lainnya
menetapkan dukungan sosial dalam rangka jejaring
sosial. Wellman(1985) meletakkan dukungan sosial didalam analisis
jaringan yang lebih longgar : dukungan sosial yan hanya dapat dipahami kalau
orang tahu tentang struktur jaringan yang lebih luas yang didalamnya seorang
terintegrasi. Segi-segi struktural jaringan ini mencangkup
pengaturan-pengaturan hidup, frekuensi kontak, keikutsertaan dalam kegiatan
sosial, keterlibatan dalam jaringan sosial (Ritter,1988). Rook (1985)
menganggap dukungan sosial sebagai satu diantara fungsi pertalian (atau ikatan) sosial. Segi-segi
fungsional mencangkup : dukungan emosional, mendorong adanya ungkapan perasaan,
pemberian nasehat atau informasi, pemberian bantuan material (Ritter,
1988). Ikatan-ikatan sosial menggambarkan tingkat dan kualitas umum
dari hubungan interpersonal.
Dukungan sosial sebagai ‘kognisi’ atau
‘fakta sosial’ : “Dukungan sosial terdiri dari informasi atau nasehat verbal
dan/atau non-verbal, bantuan nyata, atau tindakan yang diberikan oleh keakraban
sosial atau didapat karena kehadiran mereka dan mempunyai manfaat emosional
atau efek perilaku bagi pihak penerimaan”(Gottlieb, 1983).
Jenis dukungan sosial :
o Dukungan emosional
o Dukungan penghargaan
o Dukungan instrumental
o Dukungan informatif
v
Sumber :
Christian,M.2005.Jinakkan stress.Bandung:Nexx Media
Smet,Bart.1994.Psikologi kesehatan.Jakarta:Gramedia.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar