a. Mengenal Alam Semesta
Bagaimana alam semesta ini tercipta? Dan berapa umurnya?
Ilmu pengetahuan sangat luas, kadang-kadang berhadapan dengan masalah yang
sangat kecil umurnya seperti sel. Tetapi kadang-kadang dihadapankan pada
masalah yang sangat besar ukuranya seperti alam semesta. Mikrokosmos
mempelajari hal-hal kecil yang berukuran kecil. Sel, atom, proton, dan electron
merupakan beberapa contoh dari mikrokosmos. Sedangkan Makrokosmos yang
mempelajari hal-hal besar seperti alam semesta. Sedangkan mikrokosmos dan
makrokosmos termasuk kedalam alam semesta.
1) Mikrokosmos
Pada tahun 1665 ilmuan bangsa inggris Robert Hooke dengan
menggunakan mikroskop yang masih sederhana, melihat bahwa gabus terdiri dari
struktur gelembung berdinding seperti sarang lebah. Rongga berdinding ini
disebut sel oleh para ilmuan dan sel ini sebagai kotak-kotak kecil yang berisi
kehidupan. Dengan mikroskop modern dapat dilihat bahwa sel bukan hanya sebagai
wadah kehidupan, tetapi lebih merupakan bahan kehidupan. Sampai saat ini belum
ada ahli kimia yang mampu meniru produksi antibody tertentu padahal merupakan
kegiatan rutin setiap hari bagai para ahli.
Mikroskop yang mempunyai perbesaran seribu kali dapat
dipergunakan untuk mengamati Euglena. Euglena ialah organisme bersel tunggal
dan dapat diambil sebagai contoh dari prilaku sel dan sebagai suatu kesatuan.
Dari organisme ini ternyata dapat diterapkan pada organisme tinggkat tinggi
seperti manusia, sehingga proses kehidupan dapat dipelajari. Mempelajari
mikrokosmos benar-benar menakjubkan karena dalam ukuran yang sangat kecil. Kenyataan awal kehidupan yang di pelajari
pada mikrokosmos sama menariknya dalam dunia makrokosmos yang berukuran sangat
besar sebagai awal perkenalan untuk alam
semesta.
2) Makrokosmos
Setelah Galilie (1564-1642) menemukan teleskop, makin banyak
benda langit ditemukan. Teleskop refraktor yang di temukannya mampu menjadikan
mata manusia ”lebih tajam” dalam mengamati benda langit yang tidak bisa diamati
melalui mata telanjang. Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi lima abad
yang lalu membawa manusia untuk memahami benda-benda langit yang terbebas dari
selubung mitologi.
Keindahan benda langit sangat menarik perhatian, sehingga
banyak teori yang telah dikemukakan oleh para ilmuwan mengenai cara
terbentuknya tata surya. Pada awal abad 20 salah satu teori menyatakan bahwa
planet-planet terbentuk dari sebagian bahan matahari yang terlempar keluar yang
disebabkan oleh adanya bintang lain yang bergerak mendekati matahari. Akibatnya
terjadi gaya tarik antara matahari dengan bintang-bintang. Dari gaya
tarik-menarik inilah yang menyebabkan sebagian bahan matahari terlempar keluar,
dan membentuk planet.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar